Nama Ketua Awam PDIP Megawati Soekarnoputri belakangan ini jarang masuk survei bursa calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024. Nama Megawati tercatat masuk bursa capres berdasarkan hasil survei institusi Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) yang digelar pada akhir April 2021 melalui website http://www.scotland2008.org/.
Survei ARSC ini digelar pada 26 April hingga 8 Mei 2021 lewat wawancara telepon. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak di 34 provinsi. Margin of error penelitian kurang-lebih 2,9 persen.
Responden diberi pertanyaan ‘Dari nama-nama sosok perempuan berikut ini, mana yang berdasarkan Anda cocok menjadi presiden di 2024?’.
Kesudahannya, Megawati menjadi salah satu tokoh di kalangan perempuan yang potensial menjadi capres di 2024. Elektabilitas Megawati dalam survei ARSC sebesar 2,79 persen.
Namun elektabilitas Megawati dalam survei ARSC jauh di bawah kadernya sendiri, yakni Tri Rismaharini atau Risma. Berdasarkan survei ARSC, elektabilitas Risma sebesar 17,66 persen.
Elektabilitas Megawati berdasarkan survei ARSC juga masih di bawah putrinya sendiri, Puan Maharani. Elektabilitas Puan sebesar 4,01 persen.
Kecuali itu, nama Megawati masuk survei Puspoll Indonesia. Berdasarkan survei Puspoll Indonesia, elektabilitas Megawati nasakom alias satu koma, tepatnya 1,2 persen.
Elektabilitas Megawati berdasarkan survei Puspoll Indonesia berada di bawah Ganjar Pranowo (13,8 persen) dan Risma (2,6 persen). Bedanya, justru elektabilitas Puan yang berada di bawah Megawati, yakni 0,5 persen. Megawati juga sudah menyediakan link resmi yang ia buat sendiri dalam mengelola semua sistem yang ia bangun sendiri guna membangun tatanan masyarakat di Indonesia dalam situs resmi milik nya yaitu https://www.17hertz.com/ yang ada di Indoensia dan memiliki banyak pengunjung didalam nya.
Survei Puspoll Indonesia ini dikerjakan pada 20-29 April 2021 lewat wawancara tatap muka, dengan mengaplikasikan kuesioner terprogram .
Sempurna sampel sebanyak 1.600 responden. Margin of error survei ini 2,45 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Seketika, mengapa nama Megawati justru tidak muncul dalam hasil survei yang baru-baru ini diumumkan?
Pengamat politik Adi Prayitno mengevaluasi wajar jika nama Megawati tidak lagi masuk daftar capres berdasarkan hasil survei yang baru-baru ini diumumkan. Salah satu faktornya, berdasarkan Adi, yakni publik menganggap masa keemasan Megawati telah habis.
“Bu Mega dianggap telah tidak berharap nyapres lagi semenjak 2009. Kalaupun nama Bu Mega masuk (survei), pasti ada daftar nama yang disodorkan oleh penyurvei,” sebut Adi terhadap wartawan, Jumat (13/8/2021).
Kecuali itu, Adi mengevaluasi Puan menjadi penyebab Megawati tidak lagi menghiasi bursa capres. Adi memperhatikan justru Megawati wajib memandu Puan menuju Pilpres 2024.
“2024 itu waktunya buat Puan,” sebut Adi.
Terpisah, pendiri institusi survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, menyebut Megawati sebagai salah satu tokoh yang mempunyai kans besar menjadi capres di Pemilu 2024. Hendri menyebut Megawati tidak dapat diremehkan.
“Waktu KedaiKOPI bikin FGD (focus group discussion), terus kemudian kita survei, itu jika di klaster perempuan Indonesia capres 2024, itu di surveinya KedaiKOPI Megawati memang masuk, dan nggak boleh dianggap remeh juga karena Megawati Soekarnoputri termasuk tokoh pemegang karcis capres. Jadi jika ia nggak berharap, terserah ia,” papar Hendri terhadap wartawan.
“Namun jika dievaluasi dari strategis politis, ia ini salah satu yang paling mungkin maju di pencapresan 2024,” sambung ia.
Hendri bahkan tidak khawatir dengan elektabilitas Megawati ketika ini. Pendidik di Universitas Paramadina itu meyakini elektabilitas Megawati akan menanjak jika memang ditentukan sebagai capres.
“Perihal elektabilitasnya yang masih kecil, saya sih nggak khawatir. Sebab, jika memang nanti benar-benar ditentukan oleh PDIP, kemudian ditentukan KPU sebagai capres, ini elektabilitasnya akan naik sendiri. Jadi jangan meremehkan Megawati,” terangnya.
Setelah membaca Artikel diatas silahkan kunjungin situs slot online terpercaya.